Berita Pilihan
Pelayanan Pertama Klinik TB-MDR
Kamis, 23 Jun 2022, 11:01:23 WIB - 72 | Andi Kasianto
Kamis (23/6) untuk pertama kali Klinik TB-MDR (Multidrug-resistant tuberculosis) di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan beroperasi dengan melayani pasien kasus TB-MDR.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pasien harus disiplin menjalani pengobatan untuk mencegah munculnya TB MDR. Sedangkan TB MDR (multiple drug resistant) adalah kondisi ketika pasien TB mengalami resistensi atau kebal obat antibiotik. Ini mungkin terjadi akibat pasien tidak mematuhi aturan minum obat TBC dengan benar.
Kondisi resistensi antibiotik menandakan bakteri tidak lagi terpengaruh dengan reaksi antibiotik. Akibatnya, obat-obatan tidak lagi mempan untuk menyembuhkan infeksi bakteri.
TB MDR ditandai dengan memburuknya gejala tuberkulosis, seperti batuk terus-menerus, batuk berdarah, sesak napas, demam ringan, dan berkeringat pada malam hari.
Ketika seseorang resisten terhadap obat antituberkulosis, pengobatan jadi lebih kompleks dan butuh waktu yang lebih lama untuk sembuh. Pengobatan untuk TB resisten obat juga punya risiko efek samping yang lebih berat.
Pasien yang terkena TB MDR biasanya kebal pada obat TBC lini pertama, seperti isoniazid (INH) dan rifampisin. Kedua antibiotik ini bekerja paling efektif menghentikan infeksi bakteri penyebab tuberkulosis.
Namun, tidak menutup kemungkinan bila pasien juga bisa resisten terhadap obat-obatan lini pertama lainnya, seperti etambutol, streptomisin, dan pirazinamid.
Seberapa umum kondisi ini?
TB MDR merupakan masalah kesehatan yang masih jadi ancaman serius. Di negara-negara berkembang, terutama daerah di mana TBC tergolong umum, kasusnya cukup tinggi.
Sebuah studi dalam jurnal Tropical Diseases Travel Medicine and Vaccines (2016) menemukan ada sebanyak 4,1% kasus kebal obat tuberkulosis yang muncul pertama kali.
Di samping itu, ada 19% kasus tuberkulosis MDR yang berkembang dari TBC biasa. Ada pula 240.000 kasus kematian akibat resistansi obat TB pada tahun yang sama.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan kasus resistensi obat TBC telah terjadi di 117 negara, dengan kasus tertinggi terjadi di Tiongkok, India, dan Rusia.
Tingginya jumlah pengidap TB resisten obat dipicu berbagai macam faktor, termasuk metode pengobatan yang kurang memadai dan pasien yang lalai menjalani pengobatan.
19 Apr 2024 10:59:23 WIB Halal Bihalal sekaligus Perpisahan Karyawan Purna Bakti 7 ~ Andi Kasianto |
15 Feb 2024 11:20:13 WIB Rapat Persiapan Pemantauan Evaluasi Pasca Akreditasi Bersama Tim Pokja Akreditasi 89 ~ Andi Kasianto |
16 Jan 2024 10:50:05 WIB Mengenal Aplikasi Srikandi yang sedang disiapkan Tim Kearsipan RSUD Painan 123 ~ Andi Kasianto |
16 Jan 2024 09:33:22 WIB Penerimaan dan Orientasi Mahasiswa PKL D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Padang 199 ~ Andi Kasianto |
07 Des 2023 11:24:29 WIB Visitasi Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik di RSUD Painan 140 ~ Andi Kasianto |
21 Nov 2023 10:12:15 WIB Bupati Pessel Launching Inovasi Dompet Ko Taba di Peringatan HKN Ke-59 158 ~ Andi Kasianto |
15 Nov 2023 11:57:03 WIB Monitoring dan Evaluasi Kinerja Serta Rekredensialing BPJS Kesehatan ke RSUD Painan 132 ~ Andi Kasianto |
15 Nov 2023 11:28:28 WIB Penutupan PKL Mahasiswa Radiologi Universitas Baiturrahmah Padang 69 ~ Andi Kasianto |
STATISTIK PENGUJUNG
6 Pengunjung Hari ini | 10 Pengunjung Kemarin | 72,202 Semua Pengunjung | 167,904 Total Kunjungan | 18.191.135.224, IP Address Anda