Berita Pilihan
Penyebab Kebutaan Nomor 2 di Indonesia
Rabu, 18 Sep 2019, 11:01:26 WIB - 352 | Nindy Kornelia, S.Kom
Kemunculan Thareq Kemal Habibie, putra kedua mendiang Presiden ke-3 RI, BJ Habibie dengan satu penutup mata kanannya langsung menarik perhatian publik. Ternyata beliau menderita glaukoma pada mata kanannya. Saat acara tahlilan sang ayah, Thareq pun menjelaskan asal mula dirinya terkena glaukoma. "Saya itu kan sebetulnya diabetes. Diabetes itu mengakibatkan saya jadi glaukoma," imbuhnya. Selain katarak, ternyata ada kelainan lain pada mata yang sangat bisa menyebabkan kebutaan, tetapi jarang diketahui oleh masyarakat.
Penyakit gloukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di dunia dan Indonesia setelah katarak. Data dari WHO pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 39 juta orang yang mengalami kebutaan di dunia, dan glaukoma menyumbang 3,2 juta orang atau sekitar 8 persen di antaranya. Glaukoma merupakan penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi sehingga dapat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Berbeda dengan katarak, kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan mengontrol faktor risikonya.
Penyebab Glaukoma
Tekanan bola mata dibentuk oleh cairan di dalam bola mata yang disebut akuos humor. Cairan ini diproduksi oleh organ di dalam mata yang disebut badan siliar. Lantas, akuos humor mengalir melalui pupil lalu ke sudut bilik mata depan dan keluar, lewat jaringan-jaringan pada bilik mata depan yang disebut anyaman trabekulum. Jika semua ini berjalan lancar, maka mata akan baik-baik saja. Namun ketika ada gangguan pada sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor, bisa terjadi tekanan bola mata yang tinggi.
Faktor Resiko Glaukoma
Penderita glaukoma biasanya memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma, memiliki tekanan bola mata tinggi, serta memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi dan migrain. Selain itu, orang yang berumur di atas 40 tahun dan pengguna steroid, baik dalam bentuk obat tetes mata, obat radang sendi atau obat asma, untuk jangka waktu lama juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena glaukoma. Orang yang pernah mengalami trauma pada mata, atau penderita miopia (kacamata minus) dan hipermetropia (kacamata plus) yang tinggi juga berisiko terkena glaukoma.
Jenis glaukoma
Ada lima jenis glaukoma
1. Galukoma primer sudut terbuka Pada glaukoma jenis ini, terjadi gangguan sistem pengeluaran akuos humor sehingga menyebabkan tekanan mata meninggi secara perlahan. Keadaan ini menyebabkan kerusakan saraf optik dan biasanya menyerang orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Namun pada sebagian kecil kasus, glaukoma primer sudut terbuka juga dapat menyerang golongan usia yang lebih muda hingga anak-anak. Perkembangan glaukoma ini terjadi secara perlahan sehingga keluhan yang timbul seringkali tidak disadari. Pengelihatan perifer atau tepi dan pengelihatan malam hari akan terpengaruh terlebih dahulu sebelum pengelihatan sentral penderita.
2. Glaukoma primer sudut tertutup akut Jenis glaukoma kedua inilah yang sering terjadi di Asia, khususnya Indonesia, serta biasanya menyerang usia lanjut dan paruh baya. Tipe glaukoma ini timbul seketika dengan tekanan cairan yang meningkat cepat dan drastis dalam mata. Akibatnya, tekanan bola mata mendadak tinggi dan menyebabkan berbagai gejala klinis. Gejala yang sering terjadi, seperti rasa nyeri di mata, ketajaman pengelihatan menurun, tampak pelangi atau melihat lingkaran warna-warni ketika melihat lampu, sakit kepala dan mual yang kadang diserta muntah. Jika tidak ditangani dengan segera, glaukoma ini akan menyebabkan kebutaan.
3. Glaukoma primer sudut tertutup kronik Tipe glaukoma yang ketiga ini disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran keluarnya cairan dalam bola mata. Mekanismenya sama seperti glaukoma sudut tertutup akut, tetapi sudut bilik mata tertutup kronik terjadi secara perlahan,sehingga tekanan mata mengalami peningkatan yang berkepanjangan. Dikarenakan sifatnya yang perlahan, seringkali pasien tidak mengalami gejala sampai timbul kerusakan saraf optik.
4. Glaukoma sekunder Nah, jenis glaukoma yang ini sering terjadi sebagai efek samping kejadian atau komplikasi penyakit lain. Beberapa penyakit yang dimaksud ialah peradangan bola mata, katarak yang terlalu tebal, obat nyeri sendi, tumor dan juga diabetes yang tidak terkontrol. Glaukoma jenis ini juga bisa timbul sebagai efek samping dari obat-obatan yang mengandung steroid, atau disebabkan oleh kecelakaan atau trauma.
5. Glaukoma kongenital Jenis glaukoma yang satu ini terjadi karena sudut bilik mata depan terbentuk secara tidak normal sejak lahir. Tanda-tanda awal yang bisa disadari oleh orangtua adalah kelainan pada bayi, seperti bola mata yang lebih besar dari normal, mata yang sensitif dan keluar air mata bila melihat cahaya, serta kornea mata tidak terlihat jernih.
Penanganan untuk glaukoma
Penderita glaukoma harus dikontrol secara teratur ke dokter mata selama hidupnya. Sayangnya, saraf mata yang sudah rusak tidak bisa diperbaiki. Meskipun kerusakan lapang penglihatan karena glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi pada sebagian besar kasus, dengan terapi kontrol secara teratur ke dokter mata, glaukoma dapat dikendalikan.
19 Apr 2024 10:59:23 WIB Halal Bihalal sekaligus Perpisahan Karyawan Purna Bakti 1 ~ Andi Kasianto |
15 Feb 2024 11:20:13 WIB Rapat Persiapan Pemantauan Evaluasi Pasca Akreditasi Bersama Tim Pokja Akreditasi 83 ~ Andi Kasianto |
16 Jan 2024 10:50:05 WIB Mengenal Aplikasi Srikandi yang sedang disiapkan Tim Kearsipan RSUD Painan 117 ~ Andi Kasianto |
16 Jan 2024 09:33:22 WIB Penerimaan dan Orientasi Mahasiswa PKL D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Padang 193 ~ Andi Kasianto |
07 Des 2023 11:24:29 WIB Visitasi Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik di RSUD Painan 134 ~ Andi Kasianto |
21 Nov 2023 10:12:15 WIB Bupati Pessel Launching Inovasi Dompet Ko Taba di Peringatan HKN Ke-59 152 ~ Andi Kasianto |
15 Nov 2023 11:57:03 WIB Monitoring dan Evaluasi Kinerja Serta Rekredensialing BPJS Kesehatan ke RSUD Painan 130 ~ Andi Kasianto |
15 Nov 2023 11:28:28 WIB Penutupan PKL Mahasiswa Radiologi Universitas Baiturrahmah Padang 67 ~ Andi Kasianto |
STATISTIK PENGUJUNG
9 Pengunjung Hari ini | 8 Pengunjung Kemarin | 72,195 Semua Pengunjung | 167,895 Total Kunjungan | 3.144.244.44, IP Address Anda